Diksuspala 2024: Mengejar Ketertinggalan, Meraih Keunggulan
Pekan ketiga bulan September 2024, saya mendapat kabar dari kepala sekolah tempat saya mengajar tentang info pendaftaran peserta Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala).
Alhamdulillah, di hari Jumat tanggal 4 Oktober 2024 sudah ada kepastian keikutsertaan namun “waiting list” dengan tempat kegiatan di Hotel Tebu.
Sampailah di Hotel Tebu, mengikuti pembukaan Diksuspala. Saya lihat banyak peserta yang didominasi anak muda. Sama seperti saya yang masih muda, sepertinya mereka bukan kepala sekolah. 😁
Masuk pada sesi materi ke materi yang disampaikan para fasilitator handal dan berpengalaman memimpin dan mengelola sekolah sampai menjadi sekolah unggulan, favorit, dan terbaik tingkat nasional.
Sebut saja Kyai Saijan dengan SD Muhammadiyah Sapen di Yogyakarta, Pak Sudarusman dengan Muhammadiyah Boarding Area Sport, Art and Sains (MBA SPARTANS), Pak Astajab dengan SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Surabaya, Pak Iwan Kurniawan dengan SD Muhammadiyah 7 Antapani Bandung, Ibu Heriyanti dengan SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, Pak Pristiandi dengan SD Mica, serta Pak Isa Iskandar dengan terobosan teknologinya.
Beberapa poin yang saya tangkap secara keseluruhan, bahwa mengembangkan dan memajukan sekolah Muhammadiyah harus “gila” secara konsep, tekad, dan realisasinya. Leader di sekolah yaitu kepala sekolah harus memiliki mental petarung, berani menghadapi tantangan dan mengambil resiko, daya kreatif dan inovatif tinggi, tingkat disiplin yang baik, serta kemampuan manajerial dan administrasi yang lebih dari kepala sekolah lainnya.
Mengapa kapasitas kepala sekolah selengkap itu?
Karena kepala sekolah sebagai supir atau nahkoda perjalanan sekolah akan dibawa ke mana.
Guru, staff, dan pegawai serta warga sekolah adalah bagian dan penumpang yang akan diantarkan menuju tujuan yang baik dan mulia sesuai dengan tujuan sekolah.
Kemampuan membangun jejaring diinternal maupun eksternal Muhammadiyah merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, sehingga sekolah mampu bersaing dan menjadi pilihan utama masyarakat.
Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB menjadi tolak ukur kesuksesan kepala sekolah dan kemajuan sekolah itu sendiri. Peningkatan jumlah pendaftar dari yang ditargetkan di masa PPDB adalah tolak ukur keberhasilan sekolah dalam menjalankan program, menjaga budaya mutu sekolah, dan memaksimalkan segala potensi yang ada di sekolah.
Semoga ilmu dan pengalaman yang sudah dibagikan kepada kami sebagai peserta mampu menjadi cambuk untuk bisa berlari lebih kencang mengejar ketertinggalan dan meraih keunggulan sekolah Muhammadiyah yang kami emban.
M. Jatnika Pamungkas
SD Muhammadiyah 3 Cileungsi
Bogor, 17 Oktober 2024