Kajian Virtua Dalam Rangka Memaknai Kemerdekan Republik Indonesia Ke-75 Tahun
Cileungsi-Tepat dihari ulang tahun Republik Indonesia ke-75 tahun, Senin (17/8/20) kemarin, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cileungsi menyelenggarakan Kajian Umum Virtual melalui media zoom mengangkat tema Memaknai Kemerdekaan dalam Konteks Sejarah dan Peran Islam.
Disela-sela kesibukannya meyampaikan materi sentralisasi di PCM Limpung, Kab. Batang, Jawa Tengah, Ketua PCM Cileungsi menyampaikan pengantarnya, mengajak warga Muhammadiyah Cileungsi untuk bersama memaknai peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia dengan semangat berkemajuan. Salah satunya dengan ikhtiar memajukan amal usaha yang ada di PCM Cileungsi.
Mustopa Idris selaku Bendahara PCM Cileungsi yang turut menemani Ketua PCM Cileungsi menambahkan informasi khusus mengenai pencapaian penerimaan peserta didik baru (ppdb) tingkat Taman Kanak-kanan ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) sampai Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang ada di PCM Cileungsi pada tahun pelajaran 2020/2021. Tercatat bahwa siswa dan mahasiswa baru yang diterima mencapai 80% dari target yang diharapkan.
Bertindak sebagai pemateri pada kajian tersebut, DR. Adian Husaini, M.A. memaparkan historis pra kemerdekaan Republik Indonesia tentang peran para ulama dan gerakan Islam dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Salah satu bentuk perjuangan gerakan Islam dibidang politik saat itu adalah hadirnya partai Masyumi sebagai satu-satunya representasi gerakan politik Islam untuk melawan kapitalisme dan komunisme.
“Saya terharu jika melihat perjuangan yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Persyarikatan ini. Dengan segala upaya beliau melawan misionaris dan kesyirikan zaman itu.”, ujar Adian Husaini.
K.H. Ahmad Dahlan secara resmi tercatat sebagai pahlawan nasional Republik Indonesia. Sosoknya menjadi motivasi dan inspirasi generasi setelahnya, khususnya dikalangan keluarga besar Muhammadiyah. Beliau berani mengambil peran pada jalur pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah untuk dapat menyelamatkan para penerus Islam dan bangsa Indonesia.
Pasca wafatnya K.H. Ahmad Dahlan, perjuangannya tidak putus, dilanjutkan oleh tokoh-tokoh Islam lainnya, seperti Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Mas Mansur, dan lain-lain. Muhammadiyah tetap mengambil peran penting dalam pendirian bangsa melalui gagasan untuk dasar negara yang sampai hari ini ketahui adanya Muqaddimah UUD 1945.
Dalam memaknai perjuangan pendiri bangsa tersebut, warga Muhammadiyah harus mampu meneruskan perjuangan Islam dengan cara memajukan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), yakni sekolah.
Sekolah-sekolah Muhammadiyah harus betul-betul mampu menanamkan prinsip dan jiwa pesantrean dengan membentuk karakter warga sekolah yang mempunyai semangat belajar tinggi, kemuliaan adab, kemandirian, kemuliaan ilmu.
Tentu peran guru sangat penting dalam memajukan sekolah Muhammadiyah. Harapannya, guru tidak hanya membentuk paradigma peserta didik untuk menjadi buruh, pegawai, tukang, dan pekerja. Tapi bagaimana peran guru harus mampu membentuk akhlakul karimah peserta didik sehingga saat mereka lulus, mereka siap untuk menjadi tauladan di masyarakat.
Menjadi guru di sekolah Muhammadiyah merupakan salah satu jalan menolong agama Allah. Maka yakinlah, bahwa pertolongan Allah itu ada dan dekat. Intanshurullaha yanshurkum wa yutsabbit aqdamakum, Jika kamu menolong agama Allah, maka Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Sudah saatnya kita lebih bangga dengan sekolah Muhammadiyah, dan menjadikannya sekolah unggulan, favorit, dan terbaik dibanding dengan sekolah negeri dan swasta lainnya. (JAT)